MAKALAH
TOKOH ILMUWAN MUSLIM PADA MASA DINASTI AL-AYYUBIYAH
DIBUAT OLEH KELOMPOK III
KETUA
Ilham G
SEKERTARIS
Maudu Syifa
ANGGOTA
D. Hadi
D. Dian
Moza
Restu
Rani
BAB I
PENDAHULUAN
Dinasti Ayyubiyah (567 – 648 H / 1171 – 1250 M) berdiri di atas puing-puing
Dinasti Fatimiyah Syi’ah di Mesir. Di saat Mesir mengalami krisis di segala
bidang maka orang-orang Nasrani memproklamirkan perang Salib melawan Islam,
yang mana Mesir adalah salah satu Negara Islam yang diintai oleh Tentara
Salib.Shalahudin al-Ayyubi seorang panglima tentara Islam tidak menghendaki
Mesir jatuh ke tangan tentara Salib, maka dengan sigapnya Shalahudin mengadakan
serangan ke Mesir untuk segera mengambil alih Mesir dari kekuasaan Fatimiyah
yang jelas tidak akan mampu mempertahankan diri dari serangan Tentara Salib.
Menyadari kelemahannya dinasti fatimiyah tidak banyak memberikan perlawanan,
mereka lebih rela kekuasaannya diserahkan kepada shalahudin dari pada
diperbudak tentara salib yang kafir, maka sejak saat itu selesailah kekuasaan
dinasti fatimiyah di Mesir, berpindah tangan ke Shalahudin al-Ayyubi.Shalahudin
panglima perang Muslim yang berhasil merebut Kota Yerusalem pada Perang Salib
itu tak hanya dikenal di dunia Islam, tetapi juga peradaban Barat. Sosoknya
begitu memesona. Ia adalah pemimpin yang dihormati kawan dan dikagumi lawan.
Pada akhir 1169 M, Shalahudin mendirikan sebuah kerajaan Islam bernama
Ayyubiyah. Di era keemasannya, dinasti ini menguasai wilayah Mesir, Damaskus,
Aleppo, Diyarbakr, serta Yaman. Para penguasa Dinasti Ayyubiyah memiliki
perhatian yang sangat besar dalam bidang pendidikan dan pengembangan ilmu
pengetahuan. Tak heran jika kota-kota Islam yang dikuasai Ayyubiyah menjadi
pusat intelektual. Di puncak kejayaannya, beragam jenis sekolah dibangun di
seluruh wilayah kekuasaan dinasti itu. Madrasah-madrasah itu dibangun tak hanya
sekadar untuk membangkitkan dunia pendidikan, tetapi juga memopulerkan
pengetahuan tentang mazhab Sunni. Di masa kepemimpinan Shalahudin, di Kota
Damaskus berdiri sebanyak 20 sekolah, 100 tempat pemandian, dan sejumlah tempat
berkumpulnya para sufi. Bangunan madrasah juga didirikan di berbagai kota,
seperti Aleppo, Yerusalem, Kairo, Alexandria, dan di berbagai kota lainnya di
Hijaz. Sejumlah sekolah juga dibangun oleh para penerus tahta kerajaan
Ayyubiyah. “Istri-istri dan anak-anak perempuan penguasa Ayyubiyah, komandan,
dan orang-orang terkemuka di dinasti itu mendirikan dan membiayai
lembaga-lembaga pendidikan’’ . Meski Dinasti Ayyubiyah menganut mazhab fikih
Syafi’i, mereka mendirikan madrasah yang mengajarkan keempat mazhab fikih.
Sebelum Ayyubiyah menguasai Suriah, di wilayah itu tak ditemukan sama sekali
madrasah yang mengajarkan fikih mazhab Hambali dan Maliki. Setelah Ayyubiyah
berkuasa di kawasan itu, para ahli sejarah menemukan 40 madrasah Syafi’i, 34
Hanafi, 10 Hambali, dan tiga Maliki.Dibalik kemajuan sebuah peradaban, terdapat
juga kemunduran pada sebuah kekuasaan, tidak terkecuali pada Dinasti Ayyubiyah
terutama dalam bidang politik dan pendidikannya.
Untuk melihat bagaimana kemajuan dan kemunduran Dinasti Ayyubiyah dilihat dari
politik dan pendidikan pada masa itu, maka pemakalah dalam hal ini akan
membatasi pembahasan mengenai Dinasti Ayyubiyah; hubungan politik dengan
pendidikan Islam dengan sub pembahasan yakni, sejarah dinasti ayyubiyah,
politik dan pendidikan Islam dinasti ayyubiyah, universitas al-Azhar pada masa
dinasti ayyubiyah, serta kemajuan-kemajuan pada masa dinasti ayyubiyah.
BAB II
ULAMA-ULAMA TERMASYHUR PADA MASA
DINASTI AL AYYUBIYAH DAN HASIL KARYANYA
Pada masa Shalahuddin berkuasa, ia mendorong para
ilmuwan untuk berlomba memajukan ilmu pengetahuan, membuat bendungan, menggali
terusan, mendirikan masjid dan sekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa
Dinasti al Ayyubiyah ditandai dengan datangnya para pelajar dari pelosok dunia
Islam untuk belajar di Al azhar dan datangnya ulama-ulama masyhur untuk
mengajar di Al Azhar dan terciptanyanya karya-karya besar mereka.
Setelah
menumbangkan Dinasti Fatimiyah, Shalahuddin mengubah orientasi keagamaan dari
Syi`ah kepada Sunni. Ia juga mendirikan lembaga-lembaga ilmiah baru, terutama
di masjid yang dilengkapi dengan tempat belajar teologi dan hukum. Karya-karya ilmiah yang muncul pada
masanya dan sesudahnya adalah kamus-kamus geografi, kompendium sejarah, manual
hukum dan komentar-komentar teologi. Bahkan ilmu kedokteran diajarkan di
rumah-rumah.Ia mendirikan Universitas Ayyubiyah di Damaskus yang menjadi tempat
belajar yang terkenal.
Baiklah,sekarang saatnya
kalian pelajari para ulama dan ilmuwan muslim pada masa Dinasti Ayyubiyah.
Simak baik-baik ya! Siapa tahu kalian menjadi seperti mereka. Amin.
Ilmuwan Muslim yang
muncul pada masa Dinasti Ayyubiyah diantaranya :
a.
Abdul Latif
Hasil Karya Abdul Latif
yang terkenal di Eropa adalah Account of Egypt Karya tersebut masih berupa
manuskrip (tulisan tangan) diketemukan oleh Edward Pococke seorang orientalis,
di perpustakaan Boldeian. Di dalamnya memuat deskripsi mengenai bencana
kelaparan yang disebabkan Sungai Nil ketika sedang dilanda kering kerontang.
Ini terjadi pada tahun 1200-1202 M.
Dari sejumlah karya
tulisannya, sebagian besar mengenai ilmu kedokteran. Selama hidupnya, ia telah
menulis karya-karya yang berjumlah tak kurang dari 116 buah. Bahkan, ia merupakan
ahli anatomi pertama yang memberi deskripsi lengkap dan akurat tentang
tengkorak kepala manusia dan tulang muka, termasuk tulang rahang bawah.
Subhanallah!
Tunggu dulu! Ia juga
mengembangkan studi tentang petualangan pada umumnya. Teori Galenus misalnya,
mengenai tulang bawah dan tulang yang menghubungkan tulang punggung dan tulang
kaki, berhasil ia sempurnakan selama berada di Mesir. Hebat kan?
|
b.
Bin al-Baytar ( 1246 M )
Hasil Karya Tulisnya
antara lain :
1) “Al-Mughni fil
al-adwiya” al-Mufrodat (bahasan mandiri tentang ramuan-ramuan sederhana), yang
menjelaskan beberapa contoh ramuan obat yang tepat untuk semua penyakit.
2) “Al-jami’ li
Mufrodat al-Adwiya’ wa al-Aghdhiya” (kumpulan obat-obatan mudah). Buku ini memuat tidak kurang dari 1400 contoh-contoh obat, dimana
300 macam diantaranya adalah penemuannya
sendiri. Secara umum ramuan tersebut
berasal dari binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan dan mineral-mineral.
3) Buku ini memuat
20 bab, termasuk menguraikan ramuan untuk sakit kepala, sakit telinga, sakit
mata, untuk kosmetika, ramuan untuk demam, penangkal racun dan obat obatan yang
sederhana.
4)
”Mizan at-Tabib”
5)
“Risalah fi al-Aghdhiya’ wa al-Adwiya’”
6)
“Makalah fi al-Limun”
7)
”Sebuah buku yang memuat komentar terhadap Dioscorides.
8) ”Al-Adwiyat
al-Basyithah”(ramuan-ramuan sederhana), dicetak dalam bahasa latin dengan judul “Simplicia”.
c. Ibnu
Abi Ushaybi’ah
Hasil karyanya antara
lain:
Hasil karyanya antara lain :
1) “Uyun al-Anba’
fi Tabakat al-Atibba”. Merupakan kumpulan dari tidak kurang 380 biografi ahli ilmu kedokteran yang
tak terkira nilainya bagi sejarah sains Arab.
2) “Isabat
al-Munajjimin”
3) “At-Tajarib wa
al-Fawaid”
4) “Hikayat
al-Atiba’ fi Ilajat al-Adwa”
5) “Ma’alim
al-Umam”
d.
Daud al-Intaki
Hasil
Karyanya adalah:
1) Tadhkirat Ulil
al-Bab wal-Jami`lil ajab al-Ujab, yang merupakan buku pegangan kedokteran lengkap dengan kupasan
yang mendalam.
2) Memoria, yang
berisikan ramuan obat-obatan yang digunakan di berbagai apotek di Eropa.
3) Risalah fil
Ta`ir wal-Ukab, yang berisikan kecaman pedas terhadap para filosof.
4) Unmudhaj fi`ilm
al-Falak, berisikan penggunaan astrologi dalam kedokteran.
e.
Abu Barakat al Baladi
Biografi
Tempat, tanggal lahir : Balad,470
H / 1077 M
Wafat : 560
H./ 1165 M.
Profesi/Keahlian : Dokter
dan Filosof
|
Hasil Karyanya adalah:
1) Kitab
al-Mu`tabar, membahas tentang logika.
2) Naturalia,
berisikan psikologi dan metafisika.
3) Risalah
fi-Sabab Zuhur al-Kawakib Laylan wa-Khafa`iha Naharan.
f.
Muhammad al-Damiri
Hasil karya tulisnya
adalah “Hayat al-Hayawan” (The Life Animals), yang berisikan tentang ilmu hewan
Islam. Buku ini lama sekali dipakai oleh sekolah-sekolah di berbagai negeri di
Timur.
g.
Kahin al-Attar
Seorang farmakologi
dengan hasil karya “Management of The Drugstore” (Mengatur Resep Apotek).Buku
tersebut disusun pada tahun 1400 M dan terkenal di Eropa.
Perkembangan ilmu Agama
Islam pada masa Dinasti al Ayyubiyah
ditandai dengan datangnya para pelajar dari pelosok dunia Islam untuk belajar
di Al azhar dan datangnya ulama-ulama masyhur untuk mengajar di Al Azhar.
Beberapa ulama tersebut diantaranya :
1. Abdul latif Al Baghdadi,
ahli ilmu mantiq dan Bayan.
2.
Syekh Abu Qosim Al Manfakuti, ahli Fiqh.
3. Umar bin Al farid, seorang
Sufi terkenal.
4. Syamsudin khallikan, ahli
Sejarah.
5. Abu Abdulloh Al Qudhai,
ahli Fiqh, Hadist dan Sejarah.
Hasil karya tulisnya adalah:
a.
Asy Syihab ( tentang bintang ).
b.
Sanadus Sihah ( tentang Perawi Hadist-hadist Shohih ).
c.
Manaqib Al Imami Asy Syafii ( tentang Budi Pekerti Imam Syafii ).
d.
Anba’ Al Anbia ( tentang cerita para
Nabi ).
e.
Uyun Al Ma’arif ( Mata air ilmu pengetahuan ).
f.
Al Mukhtar fi Zkir Al Khutat wa al Asar ( Buku tentang Sejarah Mesir )
6. Al Hufi, ahli Bahasa.
7. Abu Abdulloh Muhammad bin
Barakat, ahli nahwu.
8. Hasan bin Khatir Al Farisi,
ahli Fiqh Mazhab Hanafi dan ahli ilmu Tafsir.
Sudah
biasakah kalian menerapkan perilaku seperti tokoh ilmuwan pada masa Dinasti
al-Ayyubiyah
Ternyata
ilmuwan muslim mempunyai peranan yang besar dan berarti terhadap peradaban
manusia sejak dulu kan, bahkan pengaruh mereka tidak hanya dirasakan oleh umat
Islam saja lho, tapi juga sampai ke masyarakat di belahan benua Eropa. Hebat
kan?
Jadi, keteladanan apa yang mesti kalian ambil dari fakta
tersebut? Tepat sekali. Belajar tekun dan bersungguh-sungguh demi masa depan
yang lebih baik, ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum.
Pada dasarnya dari uraian
diatas dapat ambil pelajaran sebagi cermin kita hidup sehari-hari seperti
ketika kita diberi tugas oleh guru, maka harus mengerjakan walaupun dalam
hasilnya tidak memuaskan. Kita ikut serta membuat dan berpartisipasi dalam
mengisi majalah dinding.
Kisah :
Katsir bin Qais r.a.
berkata bahwa suatu ketika, ia sedang duduk dalam majlis Abu Darda’ r.a. di
Damsyik. Kemudian, seorang laki-laki datang kepadanya dan berkata, ”saya
datang dari Madinah Munawarah semata-mata untuk mendengarkan sebuah hadits
darimu. Saya mendengar bahwa engkau telah mendengar hadits tersebut dari
Rasulullah SAW. ”Abu Darda’ berkata, ”apakah ada urusan lain selain itu,
sehingga engkau datang ke sini? ”Ia menjawab, ”Tidak, tidak ada. Saya datang
hanya untuk mengetahui sebuah hadits darimu.”
(Dikutip
dari Kitab Fadhoil Amal, karya maulana Muhammad zakariya al kandalvi
hal. )
|
BAB III
KESIMPULAN
1.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan peradaban pada masa Dinasti Ayyubiyah
dimulai dari adanya perhatian yang besar
Shalahuddin Al Ayyubi terhadap ilmu pengetahuan.
2.
Ilmuwan yang lahir pada masa Dinasti Ayyubiyah antara lain : Abdul Latif (ahli
anatomi), Bin Al Baitar (ahli obat-obatan dan tumbuhan), Ibnu Abi Ushaybi’ah
(ahli sejarah), Daud Al-Intaki (ahli kedokteran), Abu Barakat Al Baladi
(filosof dan dokter), Muhammad al Damiri
(ahli zoologi), Kahin al Attar (ahli obat).
3.
Ulama yang lahir pada masa Dinasti Ayyubiyah antara lain : Abdul latif Al
Baghdadi (ahli ilmu mantiq dan Bayan), Syekh Abu Qosim Al Manfakuti (ahli
Fiqh), Umar bin Al farid (seorang Sufi), Abu Abdulloh Al Qudhai (ahli Fiqh,
Hadist dan Sejarah), Al Hufi (ahli Bahasa), Syamsudin khallikan (ahli Sejarah),
Abu Abdulloh Muhammad bin Barakat (ahli nahwu), Hasan bin Khatir Al Farisi
(ahli Fiqh Mazhab Hanafi dan ahli ilmu Tafsir)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar