Minggu, 14 Februari 2016

MAKALAH TOKOH DINASTI AL AYUBIYAH



MAKALAH

TOKOH ILMUWAN MUSLIM PADA MASA DINASTI AL-AYYUBIYAH
http://static.republika.co.id/uploads/images/detailnews/benten-salahuddin-al-ayyubi-di-kairo-mesir-_120525183537-764.jpg
DIBUAT OLEH KELOMPOK III

KETUA
Ilham G
SEKERTARIS
Maudu Syifa
ANGGOTA
D. Hadi
D. Dian
Moza
Restu
Rani


BAB I
PENDAHULUAN
            Dinasti Ayyubiyah (567 – 648 H / 1171 – 1250 M) berdiri di atas puing-puing Dinasti Fatimiyah Syi’ah di Mesir. Di saat Mesir mengalami krisis di segala bidang maka orang-orang Nasrani memproklamirkan perang Salib melawan Islam, yang mana Mesir adalah salah satu Negara Islam yang diintai oleh Tentara Salib.Shalahudin al-Ayyubi seorang panglima tentara Islam tidak menghendaki Mesir jatuh ke tangan tentara Salib, maka dengan sigapnya Shalahudin mengadakan serangan ke Mesir untuk segera mengambil alih Mesir dari kekuasaan Fatimiyah yang jelas tidak akan mampu mempertahankan diri dari serangan Tentara Salib. Menyadari kelemahannya dinasti fatimiyah tidak banyak memberikan perlawanan, mereka lebih rela kekuasaannya diserahkan kepada shalahudin dari pada diperbudak tentara salib yang kafir, maka sejak saat itu selesailah kekuasaan dinasti fatimiyah di Mesir, berpindah tangan ke Shalahudin al-Ayyubi.Shalahudin panglima perang Muslim yang berhasil merebut Kota Yerusalem pada Perang Salib itu tak hanya dikenal di dunia Islam, tetapi juga peradaban Barat. Sosoknya begitu memesona. Ia adalah pemimpin yang dihormati kawan dan dikagumi lawan. Pada akhir 1169 M, Shalahudin mendirikan sebuah kerajaan Islam bernama Ayyubiyah. Di era keemasannya, dinasti ini menguasai wilayah Mesir, Damaskus, Aleppo, Diyarbakr, serta Yaman. Para penguasa Dinasti Ayyubiyah memiliki perhatian yang sangat besar dalam bidang pendidikan dan pengembangan ilmu pengetahuan. Tak heran jika kota-kota Islam yang dikuasai Ayyubiyah menjadi pusat intelektual. Di puncak kejayaannya, beragam jenis sekolah dibangun di seluruh wilayah kekuasaan dinasti itu. Madrasah-madrasah itu dibangun tak hanya sekadar untuk membangkitkan dunia pendidikan, tetapi juga memopulerkan pengetahuan tentang mazhab Sunni. Di masa kepemimpinan Shalahudin, di Kota Damaskus berdiri sebanyak 20 sekolah, 100 tempat pemandian, dan sejumlah tempat berkumpulnya para sufi. Bangunan madrasah juga didirikan di berbagai kota, seperti Aleppo, Yerusalem, Kairo, Alexandria, dan di berbagai kota lainnya di Hijaz. Sejumlah sekolah juga dibangun oleh para penerus tahta kerajaan Ayyubiyah. “Istri-istri dan anak-anak perempuan penguasa Ayyubiyah, komandan, dan orang-orang terkemuka di dinasti itu mendirikan dan membiayai lembaga-lembaga pendidikan’’ . Meski Dinasti Ayyubiyah menganut mazhab fikih Syafi’i, mereka mendirikan madrasah yang mengajarkan keempat mazhab fikih. Sebelum Ayyubiyah menguasai Suriah, di wilayah itu tak ditemukan sama sekali madrasah yang mengajarkan fikih mazhab Hambali dan Maliki. Setelah Ayyubiyah berkuasa di kawasan itu, para ahli sejarah menemukan 40 madrasah Syafi’i, 34 Hanafi, 10 Hambali, dan tiga Maliki.Dibalik kemajuan sebuah peradaban, terdapat juga kemunduran pada sebuah kekuasaan, tidak terkecuali pada Dinasti Ayyubiyah terutama dalam bidang politik dan pendidikannya.
            Untuk melihat bagaimana kemajuan dan kemunduran Dinasti Ayyubiyah dilihat dari politik dan pendidikan pada masa itu, maka pemakalah dalam hal ini akan membatasi pembahasan mengenai Dinasti Ayyubiyah; hubungan politik dengan pendidikan Islam dengan sub pembahasan yakni, sejarah dinasti ayyubiyah, politik dan pendidikan Islam dinasti ayyubiyah, universitas al-Azhar pada masa dinasti ayyubiyah, serta kemajuan-kemajuan pada masa dinasti ayyubiyah.















BAB II
ULAMA-ULAMA TERMASYHUR PADA MASA
DINASTI AL AYYUBIYAH DAN HASIL KARYANYA

Pada masa  Shalahuddin berkuasa, ia mendorong para ilmuwan untuk berlomba memajukan ilmu pengetahuan, membuat bendungan, menggali terusan, mendirikan masjid dan sekolah. Perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Dinasti al Ayyubiyah ditandai dengan datangnya para pelajar dari pelosok dunia Islam untuk belajar di Al azhar dan datangnya ulama-ulama masyhur untuk mengajar di Al Azhar dan terciptanyanya karya-karya besar mereka.
           Setelah menumbangkan Dinasti Fatimiyah, Shalahuddin mengubah orientasi keagamaan dari Syi`ah kepada Sunni. Ia juga mendirikan lembaga-lembaga ilmiah baru, terutama di masjid yang dilengkapi dengan tempat belajar teologi dan  hukum. Karya-karya ilmiah yang muncul pada masanya dan sesudahnya adalah kamus-kamus geografi, kompendium sejarah, manual hukum dan komentar-komentar teologi. Bahkan ilmu kedokteran diajarkan di rumah-rumah.Ia mendirikan Universitas Ayyubiyah di Damaskus yang menjadi tempat belajar yang terkenal.
Baiklah,sekarang saatnya kalian pelajari para ulama dan ilmuwan muslim pada masa Dinasti Ayyubiyah. Simak baik-baik ya! Siapa tahu kalian menjadi seperti mereka. Amin.
Ilmuwan Muslim yang muncul pada masa Dinasti Ayyubiyah diantaranya :

a.        Abdul Latif

Hasil Karya Abdul Latif yang terkenal di Eropa adalah Account of Egypt Karya tersebut masih berupa manuskrip (tulisan tangan) diketemukan oleh Edward Pococke seorang orientalis, di perpustakaan Boldeian. Di dalamnya memuat deskripsi mengenai bencana kelaparan yang disebabkan Sungai Nil ketika sedang dilanda kering kerontang. Ini terjadi pada tahun 1200-1202 M.
Dari sejumlah karya tulisannya, sebagian besar mengenai ilmu kedokteran. Selama hidupnya, ia telah menulis karya-karya yang berjumlah tak kurang dari 116 buah. Bahkan, ia merupakan ahli anatomi pertama yang memberi deskripsi lengkap dan akurat tentang tengkorak kepala manusia dan tulang muka, termasuk tulang rahang bawah. Subhanallah!
Tunggu dulu! Ia juga mengembangkan studi tentang petualangan pada umumnya. Teori Galenus misalnya, mengenai tulang bawah dan tulang yang menghubungkan tulang punggung dan tulang kaki, berhasil ia sempurnakan selama berada di Mesir. Hebat kan?



Rounded Rectangle: Ketahuilah !!
 Dari sejarah hidupnya yang terekam  dapat diketahui bahwa ia melakukan perjalanan panjang mengunjungi Mosul, Damaskus dan Mesir. Kemudian menuju Yerusalem tempat ia ikut bergabung dengan sejumlah penggumul ilmu dalam sebuah kelompok lingkaran studi.Selama beberapa tahun ia mengajar filsafat dan ilmu  kedokteran  di Kairo dan Damaskus. Setelah itu ke Aleppo dan mengajar disana selama beberapa tahun.
 



b.        Bin al-Baytar ( 1246 M )

Hasil Karya Tulisnya antara lain :
1)        “Al-Mughni fil al-adwiya” al-Mufrodat (bahasan mandiri tentang ramuan-ramuan sederhana), yang menjelaskan beberapa contoh ramuan obat yang tepat untuk semua penyakit.
2)        “Al-jami’ li Mufrodat al-Adwiya’ wa al-Aghdhiya” (kumpulan obat-obatan  mudah). Buku ini memuat tidak  kurang dari 1400 contoh-contoh obat, dimana 300 macam  diantaranya adalah penemuannya sendiri.  Secara umum ramuan tersebut berasal dari binatang-binatang, tumbuh-tumbuhan dan mineral-mineral.
3)        Buku ini memuat 20 bab, termasuk menguraikan ramuan untuk sakit kepala, sakit telinga, sakit mata, untuk kosmetika, ramuan untuk demam, penangkal racun dan obat obatan yang sederhana.
4)        ”Mizan at-Tabib”
5)        “Risalah fi al-Aghdhiya’ wa al-Adwiya’”
6)        “Makalah fi al-Limun”
7)        ”Sebuah buku yang memuat komentar terhadap Dioscorides.
8)        ”Al-Adwiyat al-Basyithah”(ramuan-ramuan sederhana), dicetak dalam bahasa  latin dengan judul “Simplicia”.

c. Ibnu Abi Ushaybi’ah

Hasil karyanya antara lain:

            Hasil  karyanya antara lain :
1)        “Uyun al-Anba’ fi Tabakat al-Atibba”. Merupakan kumpulan dari tidak  kurang 380 biografi ahli ilmu kedokteran yang tak terkira nilainya bagi sejarah sains Arab.
2)        “Isabat al-Munajjimin”
3)        “At-Tajarib wa al-Fawaid”
4)        “Hikayat al-Atiba’ fi Ilajat al-Adwa”
5)        “Ma’alim al-Umam”

d.        Daud al-Intaki

Hasil Karyanya adalah:
1)        Tadhkirat Ulil al-Bab wal-Jami`lil ajab al-Ujab, yang merupakan buku   pegangan kedokteran lengkap dengan kupasan yang mendalam.
2)        Memoria, yang berisikan ramuan obat-obatan yang digunakan di berbagai apotek di Eropa.
3)        Risalah fil Ta`ir wal-Ukab, yang berisikan kecaman pedas terhadap para filosof.
4)        Unmudhaj fi`ilm al-Falak, berisikan penggunaan astrologi dalam kedokteran.

e.         Abu Barakat al Baladi




Biografi
Tempat, tanggal lahir  :           Balad,470 H / 1077 M           
Wafat  :           560 H./ 1165 M.
Profesi/Keahlian          :           Dokter dan Filosof

 




Hasil Karyanya adalah:
1)        Kitab al-Mu`tabar, membahas tentang logika.
2)        Naturalia, berisikan psikologi dan metafisika.
3)        Risalah fi-Sabab Zuhur al-Kawakib Laylan wa-Khafa`iha Naharan.

f.          Muhammad al-Damiri



 
Hasil karya tulisnya adalah “Hayat al-Hayawan” (The Life Animals), yang berisikan tentang ilmu hewan Islam. Buku ini lama sekali dipakai oleh sekolah-sekolah di berbagai negeri di Timur.

g.        Kahin al-Attar
Seorang farmakologi dengan hasil karya “Management of The Drugstore” (Mengatur Resep Apotek).Buku tersebut disusun pada tahun 1400 M dan terkenal di Eropa.

Perkembangan ilmu Agama Islam  pada masa Dinasti al Ayyubiyah ditandai dengan datangnya para pelajar dari pelosok dunia Islam untuk belajar di Al azhar dan datangnya ulama-ulama masyhur untuk mengajar di Al Azhar. Beberapa ulama tersebut diantaranya :
1.      Abdul latif Al Baghdadi, ahli ilmu mantiq dan Bayan.
2.            Syekh Abu Qosim Al Manfakuti, ahli Fiqh.
3.      Umar bin Al farid, seorang Sufi terkenal.
4.      Syamsudin khallikan, ahli Sejarah.
5.      Abu Abdulloh Al Qudhai, ahli Fiqh, Hadist dan Sejarah.
Hasil karya tulisnya adalah:
a.       Asy Syihab ( tentang bintang ).
b.      Sanadus Sihah ( tentang Perawi Hadist-hadist Shohih ).
c.       Manaqib Al Imami Asy Syafii ( tentang Budi Pekerti Imam Syafii ).
d.      Anba’ Al Anbia ( tentang  cerita para Nabi ).
e.       Uyun Al Ma’arif ( Mata air ilmu pengetahuan ).
f.     Al Mukhtar fi Zkir Al Khutat wa al Asar ( Buku tentang Sejarah Mesir )
6.      Al Hufi, ahli Bahasa.
7.      Abu Abdulloh Muhammad bin Barakat, ahli nahwu.
8.      Hasan bin Khatir Al Farisi, ahli Fiqh Mazhab Hanafi dan ahli ilmu Tafsir.

Sudah biasakah kalian menerapkan perilaku seperti tokoh ilmuwan pada masa Dinasti al-Ayyubiyah

       Ternyata ilmuwan muslim mempunyai peranan yang besar dan berarti terhadap peradaban manusia sejak dulu kan, bahkan pengaruh mereka tidak hanya dirasakan oleh umat Islam saja lho, tapi juga sampai ke masyarakat di belahan benua Eropa. Hebat kan?
Jadi, keteladanan apa yang mesti kalian ambil dari fakta tersebut? Tepat sekali. Belajar tekun dan bersungguh-sungguh demi masa depan yang lebih baik, ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum.
                   Pada dasarnya dari uraian diatas dapat ambil pelajaran sebagi cermin kita hidup sehari-hari seperti ketika kita diberi tugas oleh guru, maka harus mengerjakan walaupun dalam hasilnya tidak memuaskan. Kita ikut serta membuat dan berpartisipasi dalam mengisi majalah dinding.




Kisah :
Katsir bin Qais r.a. berkata bahwa suatu ketika, ia sedang duduk dalam majlis Abu Darda’ r.a. di Damsyik. Kemudian, seorang laki-laki datang kepadanya dan berkata, ”saya datang dari Madinah Munawarah semata-mata untuk mendengarkan sebuah hadits darimu. Saya mendengar bahwa engkau telah mendengar hadits tersebut dari Rasulullah SAW. ”Abu Darda’ berkata, ”apakah ada urusan lain selain itu, sehingga engkau datang ke sini? ”Ia menjawab, ”Tidak, tidak ada. Saya datang hanya untuk mengetahui sebuah hadits darimu.”
            (Dikutip dari Kitab Fadhoil Amal, karya maulana Muhammad zakariya al kandalvi hal.  )


























BAB III
KESIMPULAN


1. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan peradaban pada masa Dinasti Ayyubiyah dimulai dari adanya perhatian yang besar  Shalahuddin Al Ayyubi terhadap ilmu pengetahuan.
2. Ilmuwan yang lahir pada masa Dinasti Ayyubiyah antara lain : Abdul Latif (ahli anatomi), Bin Al Baitar (ahli obat-obatan dan tumbuhan), Ibnu Abi Ushaybi’ah (ahli sejarah), Daud Al-Intaki (ahli kedokteran), Abu Barakat Al Baladi (filosof  dan dokter), Muhammad al Damiri (ahli zoologi), Kahin al Attar (ahli obat).
3. Ulama yang lahir pada masa Dinasti Ayyubiyah antara lain : Abdul latif Al Baghdadi (ahli ilmu mantiq dan Bayan), Syekh Abu Qosim Al Manfakuti (ahli Fiqh), Umar bin Al farid (seorang Sufi), Abu Abdulloh Al Qudhai (ahli Fiqh, Hadist dan Sejarah), Al Hufi (ahli Bahasa), Syamsudin khallikan (ahli Sejarah), Abu Abdulloh Muhammad bin Barakat (ahli nahwu), Hasan bin Khatir Al Farisi (ahli Fiqh Mazhab Hanafi dan ahli ilmu Tafsir)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar